Rabu, 23 Maret 2011

-behind an encounter_

I saw you, with your friends at the time. On July 15 '09. Initial encounter made me admire you. I think a sense of awe only temporarily attached in my heart. When I want to try to know you more closely. I was trapped by the feeling that I don't know what it's called. Guess that's weird. I feel ever had that feeling before. But, not as deep as this.

Initial meeting I'll never forget. I don't think, things and place made us closer. I like him, and like me have turned into effection. For days, months, I tried to keep all my feelings. No one knows, except God and me. All neatly hidden. In the end. I learned something, that my friend also liked, even loved. I remained silent. I intend to unify them. Everything I know about him, I share with my friends.

Now, all was revealed. My friend who I consider my sister, revealing the contents of her heart to the man who occupies aprivileged space in my heart. And that's because of my support as well until my friend dared to reveal. That night, I still can smile. But the next day, I cry and no one knows. There is a feeling not willing after all that happened that night. I first knew him, even loved him, didn't dare to do it all, I feel stupid.

Gradually, I tried to be honest with those who were dear to me (my friend and the man). I told my friend to not change her attitude to the man. I tried to stay away from the man I love. But, I have even more love. Was I stupid?? Maybe confession has changed all circumstances. I feel guilty. Because my friend is also trying to stay away. I just wish he did no have to hesitate, just leave me, if it should be!!! A meeting that I will never forget. This second, today, tomorrow, after tomorrow, onwards, I still love him.

27/Nov '10.

_surat keciL'ku_

Kawan, aku semakin lelah. Rasanya ingin lupa ingatan saja. Kali ini aku serius. Bahkan mataku pun ikut merasakan betapa lelahnya aku. Sejak tadi pipiku basah karenanya. Ada sesuatu yang membuatku sesak. Bukan penyakit, melainkan sedikit tercubit oleh rasa.

Kawan, aku ingin semua berakhir. Aku ingin seperti dulu saja. Kebodohanku telah membuat seseorang sakit. Bahkan keputusanku membuat banyak hati meringkih. Tegakah aku?? Aku hanya ingin dia tahu. Bukan ingin dia membalas rasaku.

Jangan aku..
Jangan aku yang Kau beri cobaan ini Tuhan.

Adakah kau tahu Kawan. Aku tidak kalah sakit. Bahkan aku hampir merasa mati. Sejak awal aku sudah berdiskusi dengan hatiku. Kami selalu bertentangan. Hingga akhirnya aku turuti apa kata hatiku. Tetapi hasilnya malah semakin rumit.

Aku bisa bayangkan kalau saja aku tidak lakukan hal TOLOL itu Kawan. Pasti tidak ada yang terluka karenaku. Rasa bersalahku sangat dalam. Hingga saat ini.

Maaf Kawan.

Jalan yang terbaik pasti untuk kita.

Aku memang terlanjur mencintainya.

27Nov'10

Mereka dan saLah satu diantaranya_

Tiba", aku ingin menuLis ini. Hanya ingin berbagi sebenar'a. Hhehe

Saat aku kenaL mereka. Satu yang ada d pikiran'ku adaLah, tidak bisa berteman dengan mereka. Mungkiin karna aku orang yang sangat cuek saat itu. Aku pikiir, mereka itu giLa. Dan aku tidak bisa mengimbangi kegiLa'an yang seLaLu mereka buat. Aku pikiir, mereka adaLah makhLuk" Luar angkasa yang tak tau datang k bumi untuk urusan apa.

Tapi beLakangan, semua yang kupikirkan itu ternyata saLah besar. Mereka mengajarkanku banyak haL. Sesuatu yang beLum pernah ku peLajarii d mana pun. SekoLah, rmh, Lingkungan sekitar'ku, yaa.. Pokok'a d mana pun.

SaLing menerima perbeda'an darii masing" individu, mengerti sikap dan sifat satu sama Lain. MemperkenaLkan aku arti sebuah persahabatan.

Untuk'ku, kemariin, saat ini, besok, Lusa, dan seterus'a, kami akan seLaLu bersahabat. Itu akan menjadi sejarah daLam hidup'ku. Akan ku ceritakan pada dunia. Bahwa aku sempat memiLiki mereka.

Hm,,

Ada sesuatu.

Tau kawan, apa yang paLiing membuat'ku merasa miris saat ini?? Aku kehiLangan sesuatu yang menurut'ku itu sangatLah berharga. Sebuah kasiih sayang dan pengakuan darii seseorang. Dia juga mengajarkan'ku banyak haL. Memberikan separuh waktu'a untuk sekedar bercerita tentang hidup'a. Dan masiih banyak Lg yang saat ini hanya bisa ku kenang disini. Di hati dan otak'ku.

Ya..
Aku paham, sangat paham bahkan. Semua itu karna perbuatan'ku juga. Tapi, apakah ia tau? Hhah, pastii ia tau, bahwa aku hanya manusia biasa yang tak Luput dari segaLa kesaLahan daLam bentuk apa pun. Saat ini, hanya kata "MAAF" yang bisa aku ucapkan. Karena aku, semua yang tidak bersangkutan jadi ikut terLibat.

Harapan'ku tidak jauh berbeda dengan apa yang mereka harapkan juga. Mungkiin masiih ada waktu barang 2 atau 5 menit. Ingin'ku meLepas'a dengan peLukan. SeteLah itu, tidak akan aku ganggu Lg kehidupan'a. Dia tenang, aku pun demikian.

Hanya merindukan masa" d mana kita menjadi tangguL darii ombak" yang mencoba mencuri apa yang kita anggap berharga. Apa yang kita anggap akan kekaL.

PERSAHABATAN.
,,

20 March '11

Selasa, 03 Agustus 2010

^.^" -.-"

Rasanya ingin selalu bersenandung bersama gumpalan asa, yang menenggelamkan keindahan rona senyum manismu...
Keterasinganku dihidupmu telah terpasung disela-sela pengharapan samudra yang tak bertepi...
Kini ku berlari mengejar kemolekan FATAMORGANA untuk mengusung hari-harikku kembali...
Tanpamu yang masih ku persilahkan menempati ruang teristimewa dihatiku yang dengan sengaja kaku acuhkan...
Kini pergilah...
Dan biarkanku membuang harapanku..
Didatangi pangeran berkuda putih seraya melewati karpet merah untuk menjemputku sang permaisyuri...
Dan biarkan semua itu hanya menjadi bunga tidurku yang datang tiap ku pejamkan mata dan mulai bermimpi...
Sembari merasakan terpaan kabut tipis yang turun dari bukit jiwa, menyelimuti CINTA yang tetap tersusun rapi...
Walau hingga kini, terkadang ku selalu merasa takut untuk kehilanganmu...

-.-"

Entah, sampai pada masanya nanti, apakah aku sanggup??
Waktu yang membuat jarak semakin jauh ...
Akupun bagaikan seorang penyakitan yang hanya tinggal menghitung hari untuk menyambut sang maliakat kematian yang menjemput ajal...
Diiringi dengan guntur kegelisahan yang mematikan hati...
Aku mengejar ombak yang enggan menghampiri kidung-kidung pengharapan, harapan untuknya yang segera pergi...
Aku akan menjadikan semuanya sebagai catatan sejarah yang berlagu dalam hidupku...
Untuk beri tanda kalau dirinya pernah hidup dan singgah di hatiku...
Didanau ini ku goreskan tinta dari pena mungilku...
mencari-cari, menunggu sang Maha menyapa...
Angin yang berhembus debu-debu. membelai lembut mahkotaku, seakan beri tahu, bahwa aku memang seorang yang hanya bisa bermimpi...
Detik demi detik, menit silih berganti, aku terus menghitung...
Ternyata aku memang tidak siap, bahkan tak sanggup untuk melepasnya...
Kegelisahan ini semakin berkecamuk dihatiku yang penuh pilu...
Hingga saatnya benar-benar tiba...
Akupun harus merelakannya pergi dan singgah ke hati yang lain...
Ku coba perbaiki hati yang retak dan patah...
Walaupun tak sesempurna dulu...
Aku akan sering merindunya...
Itu pasti...
Karena aku bangsa nyata biasa...
Satu yang mungkin harus diingat, bahwasannya aku pernah hidup dan pernah mencoba masuk ke hatimu, melewati gerbangnya, dan kau...
Kau hanya mempersilahkan ku berdiri dan menanti di bibir gerbang tanpa kepastian...
Hingga kau tinggalkan ku...
Berlari dan enggan menoleh kembali...

Senin, 05 Juli 2010

AKU BAHAGIA BILA KAU BAHAGIA

burung yang tengah beradu pandang
seperti aku yang bisa melihat dari kejauhan
menyimpulkan senyuman untuknya
seraya berucap "AKU BAHAGIA BILA KAU BAHAGIA"


jiwakku terus bergeming
dinding-dinding hatiku pun haru
melihat ragaku yang tak berkutik
diam seribu bahasa


ketika aku sadari
bukan hanya aku yang mendambanya
sekali lagi aku hanya dapat berucap "AKU BAHAGIA BILA KAU BAHAGIA"


dunia ini lucu
dunia ini kejam
dunia ini menyenangkan
dunia ini menyedihkan


cinta itu sumber kebahagiaan, tapi tak semua kebahagiaan mengandung cinta

CERMIIN.

Kulihat semburat wajah dusta dihadapanku
Bukan cuma itu
Akupun melihat kepedihan yang sangat
Saat ku tahu, ia menyampaikan semua

kemunafikan telah membunuhku
mematikan harapan ini
aku menyendiri dibawah rembulan yang menatapku dengan penuh cemooh
menertawan sikapkku yang bodoh

bintang-bintang itu seraya memincingkan cahayanya dengan penuh kebencian
seolah berteriak kepadakku "HEY, PENGECUT"
tak sadar mataku meneteskan air yang selama ini tersimpan

aku hanya bisa memandangi wajah masam penuh penyesalan
cermin pun berkata "TERIMALAH RESIKOMU"
aku sadar itu, aku paham bahwa aku tidak akan pernah membelai lembut wajahnya lagi.